Ungkapan spontan tersebut sesaat menghentikan aktivitas kami membersihkan luka pasien pasca operasi menyambung tulang kakinya yang patah. Saling lirik, gerakan alis, dan senyum diantara kami seakan menjadi bahasa non-verbal kira-kira siapa yang akan menjawab dan jawaban seperti apa. Dalam kondisi yang sensitif seperti korban bencana, jawaban yang kurang pas bisa berarti konotasi negatif.



"Bisa dibawa saja ke pos kami di Gumantar, bu.." satu jawaban netral yang dapat kami berikan mengingat daftar pasien pasca operasi yang harus dikontrol oleh tim juga tidak sedikit dan tersebar di dusun-dusun di Lombok Utara.

Dari awal bencana, sekurangnya 11 pasien dioperasi oleh tim bedah MER-C, dengan berbagai tingkat keparahan. Setelah menjalani perawatan di RS Lapangan di halaman RSUD Awet Muda, Narmada, Lombok Barat mereka dipulangkan ke asalnya masing-masing.

Sempat timbul kebingungan, kemana pasien-pasien ini akan dipulangkan karena rumah mereka sudah rusak. Akhirnya disepakati mengantarkan pasien ke rumah keluarga mereka atau pos pengungsian dimana sebelumnya domisili mereka. Ya diantar dengan ambulans. Prinsipnya one stop service.


Jadi sejak pasien dipulangkan itulah aktivitas perawatan pasca operasi dimulai. Idealnya kegiatan ini melibatkan keluarga membantu petugas medis merawat luka, semisal membersihkan luka dan mengganti perban. Namun luka operasi yang dikategorikan patah tulang terbuka ditambah fiksasi eksterna berupa batangan besi yang menonjol menembus kulit, membuat keluarga merasa ngeri dan kebingungan untuk melakukan perawatan luka pasca operasi.

"Melihat luka dan besinya saja saya sudah ngeri, engga sanggup kalau diminta untuk membersihkan," ungkap keluarga pasien.

Untuk itu, salah satu program MER-C di Lombok adalah mobile clinic terjadwal untuk melakukan follow up pasien-pasien pasca operasi. Hal ini sudah dijalankan oleh MER-C sejak menangani pasien korban gempa di Yogyakarta dan Padang Pariaman.


Beberapa pasien yang penyembuhannya relatif cepat atau lukanya minimal, segera diberikan alat bantu jalan berupa tongkat (crutches) atau kursi roda. Upaya rehabilitasi juga diajarkan sedini mungkin. Mereka yang belum boleh berjalan, digerakkan secara pasif untuk mencegah kekakuan sendi dan pengecilan massa otot (atrofi).

Hingga hari ini, tersisa 5 pasien yang berada di Kec. Kayangan, Kec. Gangga dan Kec. Pamenang yang masih mendapatkan perawatan pasca operasi rutin 2 kali seminggu, Rabu dan Sabtu.

Dengan program ini diharapkan angka kesembuhan pasien bisa dijaga tanpa menimbulkan kecacatan, infeksi sekunder bahkan re-operasi.

Bantuan dan donasi bagi Korban Gempa Bumi Lombok dapat disalurkan melalui:

BCA, 686.0099339
BSM, 701.5658.899
BNI Syariah, 303.2000.922

Semua rekening atas nama :
Medical Emergency Rescue Committee


Info :
www.mer-c.org
FB : MER-C Indonesia
Call Center : 0811990176

#mercpedulilombok

Dukung Sosial Media Kami

Langganan Info & Berita MER-C