Sempat tertunda selama 3 minggu akhirnya alat CT Scan dan X-Ray untuk melengkapi Ruang Radiologi tiba di RS Indonesia, Gaza, Palestina. Informasi ini disampaikan oleh Site Manager RS Indonesia, Ir. Edy Wahyudi via pesan singkat, Sabtu (23/5).

Jakarta, 4 Sya’ban 1436/22 Mei 2015 (MINA) – Lembaga kemanusian Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) melakukan sosialisai perkembangan Rumah Sakit Indonesia di Gaza Palestina kepada para jamaah masjid Istiqlal usai shalat Jumat.

“Dana yang disalurkan untuk pembangunan Rumah Sakit Indonesia di Gaza Palestina adalah murni berasal dari masyarakat Indonesia,” kata Ketua Presidium MER-C dr. Henry Hidayatullah kepada jamaah Masjid Istiqlal usai shalat di Masjid Istiqlal, Jakarta, Jumat (22/5).

Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) melalui perwakilan cabangnya di Medan akan mengirimkan tim medis dan bantuan kemanusiaan ke tiga titik pengungsian Rohingya yakni di Pangkalan Susu (Langkat), Langsa (Aceh Timur), dan Lhoksukon (Aceh Utara).

Jakarta (Pinmas) —- Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin menyerahkan infaq jamaah Masjid Istiqlal sebesar Rp 1 Miliar untuk Rumah Sakit Indonesia yang ada di Gaza, Palestina. Penyerahan bantuan dilakukan secara simbolis oleh Menag kepada Ketua Presidium MER-C Henry Hidayatullah usai Salat Jumat di Masjid Istiqlal, Jakarta, Jumat (15/05).

Setelah melalui perjuangan yang cukup sulit dan memakan waktu panjang, Site Manager RS Indonesia, Ir. Edy Wahyudi menyampaikan bahwa proses pemasangan lapisan timbal di ruang Radiologi RS Indonesia untuk menahan radiasi dari mesin X-Ray dan CT Scan akhirnya selesai. Proses pemasangan timbal dilakukan sendiri oleh para relawan RS Indonesia. Hal ini berdasarkan pertimbangan para relawan yang saat ini masih bertugas di Gaza memiliki kemampuan untuk mengerjakannya dan dengan cara ini biaya bisa menghemat biaya hingga mencapai 50%.

Relawan MER-C di Jalur Gaza selesaikan lagi renovasi satu buah masjid yang hancur akibat agresi Israel 51 hari yang lalu. Namanya masjid Ash Sholah, terletak di wilayah Jabaliya, Gaza Utara. Jabaliya berjarak 4 kilometer (2,5 mil) Utara kota Gaza. Saat perang lalu jenazah syuhada sebagian besar ditemukan di wilayah utara Jalur Gaza, tepatnya di distrik Beit Hanun dan Jabaliya. Kondisi masyarakat Jabaliya yang padat penduduk dan sebagian besar miskin membuat mereka belum dapat memperbaiki dan menggunakan masjid tersebut secara penuh karena adanya kerusakan di sana-sini.

 Kepala RS Kanthipur sedang memberikan arahan kepada tim MER-C WANADRI.(Foto: Widi/MINA)

Kathmandu, 22 Rajab 1435/11 Mei 2015 (MINA) – Lembaga kemanusiaan untuk medis dan kegawatdaruratan Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) bersama dengan organisasi penjelajah gunung dan rimba WANADRI, akan melanjutkan misi medis ke Desa Capakot, Distrik Pokhara, barat ibukota Kathmandu.

Meski terpisah jarak yang jauh dan izin yang sulit untuk mengirimkan tambahan relawan khususnya dengan keahlian Medis dan juga Medical Technologist, namun hal ini tidak menjadi penghalang proses pengadaan Alat Kesehatan RS Indonesia. Proses ini tetap dijalankan dengan cara memberikan pengarahan jarak jauh kepada para relawan yang ada di Gaza untuk melakukan survey dan kesepakatan-kesepakatan dengan supplier alat kesehatan lokal.

Jum’at (8/5), bertempat di kediamannya, Abu Rizal Bakrie menerima kunjungan Tim MER-C yang diwakili oleh Presidium MER-C, dr. Joserizal Jurnalis, SpOT didampingi dua pengurus MER-C, Ir. Luly Larissa Agiel dan Rima Manzanaris.

 

Pada kunjungan ini, Presidium MER-C menyampaikan perkembangan program RS Indonesia di Jalur Gaza, Palestina, khususnya proses pengadaan alat kesehatan yang sudah mulai berdatangan dan memenuhi ruangan-ruangan di RS Indonesia.

Tiba di distrik Sindhupalcowk pada Kamis (7/5) sore, Jum’at (8/5) paginya Tim MER-C dan WANADRI langsung menggelar posko pengobatan bagi warga korban gempa.

 

Pada hari pertama, posko pengobatan diadakan di wilayah Keurini. Keurini berada di ketinggian 1.800 mdpl. Gempa dahsyat yang menerjang Nepal membuat sembilan puluh persen bangunan di wilayah ini hancur. Kegiatan pengobatan pun diadakan di sebuah bangunan sekolah yang sebagian bangunannya sudah hancur karena gempa.

Setelah Dhunche yang telah ditangani medisnya oleh militer setempat, Kamis (7/5), Tim MER-C WANADRI yang terdiri dari sembilan orang relawan bergerak ke wilayah gempa terparah lainnya di Nepal, yaitu Sindhupalcowk. Tim mulai bergerak ke Sindhupalcowk sejak Kamis pagi dengan membawa bantuan obat-obatan, alat medis dan juga tenda besar untuk pengobatan.

Jum’at (8/5), seorang anggota tim MER-C WANADRI untuk Nepal, Dadang Mokhamad Rizal mengabarkan bahwa tim telah tiba Sindhupalcowk pada hari Kamis pukul 5 sore. Namun informasi ini baru diterima MER-C Pusat Jakarta pada hari Jum'at pagi tadi dikarenakan sulitnya sinyal di wilayah tersebut.

"Kita tim sudah sampai Sindhupalcowk kemarin sekitar jam 17.00, camp kita tidak bersignal untuk dapat singnal harus berjalan sejauh 1 km naik ke atas bukit," info Dadang dalam pesan singkatnya.

Sejumlah alat kesehatan yang telah dipesan MER-C untuk melengkapi RS Indonesia di Jalur Gaza, Palestina, mulai berdatangan. Alat yang sudah tiba dan memenuhi RS Indonesia adalah 4 unit meja operasi, 10 unit ventilator, nebulizer dan beberapa instrument bedah. Alat-alat ini adalah alat kesehatan untuk mengisi ruang operasi dan ICU RS Indonesia. Bahkan pada hari Ahad (19/4) dan Senin (20/4) lalu, telah tiba juga sebanyak total 90 unit ranjang pasien. Seluruh unit ranjang pasien ini telah dirakit dan ditempatkan oleh para relawan di ruang rawat inap yang terletak di lantai 2 RS Indonesia.

Hari ini, Selasa (5/5) pukul 10.00 waktu setempat, Tim MER-C WANADRI mulai bergerak ke lokasi gempa terparah di Nepal. Untuk efektifitas kerja, tim dibagi menjadi dua. Tim pertama yang terdiri dari 5 relawan, yaitu 1 dokter spesialis, 1 perawat bedah, 1 logistik, 1 rescue dan 1 pendata, hari ini bergerak ke wilayah Lalitpur yang berjarak sekitar 1,5 jam dari kota Kathmandu. Mereka akan melakukan assessment dan pelayanan medis bagi para korban gempa di wilayah ini.

Sembilan orang relawan yang tergabung dalam Tim Pertama MER-C dan WANADRI telah tiba dengan selamat di Kathmandu (Nepal), Senin (4/5) siang waktu setempat. Sempat mengalami dua kali transit, yaitu di Kuala Lumpur (Malaysia) dan Dhaka (Bangladesh), Tim akhirnya bisa mendarat di Kathmandu, Ibukota Nepal. Dari Bandara, Tim langsung bertemu dengan Duta Besar RI untuk Bangladesh dan Nepal, Iwan Wiranataatmadja guna mendapatkan informasi terkini mengenai pemetaan medan dan penyaluran bantuan.

Menyusul gempa bumi dahsyat berskala 7,9 SR yang menerjang Nepal pada hari Sabtu (25/4) lalu yang telah menyebabkan ribuan korban jiwa dan ribuan lainnya mengalami luka-luka, MER-C berkolaborasi dengan WANADRI akan mengirimkan Tim Relawannya untuk turut memberikan pertolongan kepada para korban. Tim akan dibagi menjadi dua tahap keberangkatan. Untuk Tim Pertama akan terdiri dari 9 orang relawan dengan keahlian medis dan SAR, yaitu Saleh Sudradjat (Ketua Tim), dr. Hadiki Habib, SpPD (Wakil Ketua Tim), dr. Ratih Citra Sari, Rita Elseria Tambunan, Islamiah Samaun, Purwasunu Adriansyah, Rohmat Sopian, Dadang Mokhamad Rizal dan Widi Kusnadi Sunardi. Sementara Tim Kedua yang merupakan Tim Bedah dengan keahlian multi spesialis akan berangkat menyusul ke lokasi bencana.

Dukung Sosial Media Kami

Langganan Info & Berita MER-C