Relawan MER-C Terima Penghargaan dari Presiden Turki
- Dilihat: 2559
Aktifis dan relawan Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) Nur Fitri Taher menerima penghargaan dari International Mount of Olive Peace Awards yang diserahkan oleh Istri Presiden Turki, Emine Erdogan, Senin (7/5) di Istanbul, Turki.
Nur Fitri menjadi satu-satunya aktifis dari Indonesia yang menerima penghargaan tersebut bersama dengan 4 aktifis lainnya dari Palestina, Swedia, USA dan UK.
Perempuan berdarah Pariaman Sumatera Barat ini adalah komandan Tim MER-C dalam misi pelayaran menembus blockade Gaza dengan kapal Mavi Marmara, Mei 2010. Nur Fitri ditugaskan menunaikan misi ini bersama dua relawan MER-C lainnya dan satu jurnalis yang bergabung dengan ratusan aktifis pembela Palestina dari berbagai negara.
Bukan tanpa alasan Presidium MER-C menunjuk seorang relawan perempuan sebagai komandan Tim. Menurut Presidium MER-C, dr. Joserizal Jurnalis, SpOT, MER-C menunjuk Nur Fitri karena ingin menunjukkan bahwa perempuan Indonesia adalah perempuan yang tangguh.
“Kami menunjuk Nur Fitri sebagai komandan tim karena ingin menunjukkan bahwa perempuan Indonesia adalah perempuan yang tangguh, siap syahid, mewarisi darah Siti Manggopoh dan Laksamana Malahayati,” tegasnya.
Sementara itu, dalam sambutanya di hadapan Presiden dan pejabat pemerintahan Turki seketika menerima penghargaan, Nur Fitri mengatakan bahwa sebenarnya dia merasa tidak layak menerima penghargaan tersebut.
“Saya sadar benar bahwa sebenarnya saya tidak layak menerima penghargaan ini, jadi saya akan mendedikasikan pengharagaan ini untuk saudara-saudara yang gugur di Mavi Marmara dan untuk seluruh syuhada yang gugur ketika mereka membela palestina” ujarnya.
Ia juga mengucapkan terima kasih kepada semua orang terhadap kepeduliannya terhadap Palestina.
“Saya ingin berterima kasih kepada anda semua dan kepada semua orang yang memiliki kepedulian terhadap Pelestina, tapi mungkin kita harus memiliki kepedulian yang lebih lagi karena mungkin dengan begitu Allah akan menurunkan bantuan-Nya kepada kita. Dan mungkin ketika saat itu tiba, Palestina akan merdeka” ujarnya.
Penghargaan tahunan yang baru pertama kali diadakan ini memberikan penghargaan kepada para penggiat kepalestinaan dari berbagai negara di dunia.
Selain Nur Fitri, lembaga internasional tersebut juga memberikan penghargaan kepada orang tua dari Muhammad Abu Khader, remaja Palestina yang dibakar oleh pemukim ilegal Yahudi pada 2014.
Selain itu penghargaan juga diberikan kepada orang tua Rachel Corrie, aktifis asal Amerika Serikat yang tewas dilindas sebuah buldoser milik Israel ketika hendak menghancurkan rumah warga Palestina.
“Rachel datang ke Gaza sebagai warga negara dunia dalam rangka melawan ketidakadilan bagi siapapun didunia ini” kata Cindy Corrie, ibu Rachel Corrie dalam sambutannya.
Selain ketiga wanita tersebut, seorang aktifis asal Swedia Benjamin Ladraa turut pula menerima penghargaan atas kepeduliannya terhadap Palestina. Ladraa berjalan sejauh 5000 km dari Swedia menuju ke Al Quds untuk mengkampanyekan kepeduliannya terhadap Palestina.
Penghargaan juga diberikan kepada syahid Naji Ali, aktitif - kartunis yang terkenal dengan karakter Hanzalah. (NIA, NFT- MER-C)