Up Date dari Liaison Officer EMT MER-C terkait Situasi di Jalur Gaza
- Hits: 219
Liaison Officer Emergency Medical Team (EMT) MER-C Marissa Noriti mengabarkan informasi terkini situasi di Jalur Gaza di mana korban syahid dan luka terus bertambah.
Marissa mengatakan, pada 7 Januari total ada 49 korban syahid akibat serangan Israel di beberapa wilayah di Gaza, di antaranya Al Mawasi Khan Younis, Bureij Refugee Camp, Zeutoon neighbourhood, Deir Al ballah, Sheikh Radwan. Salah satu korban dari penyerangan Israel adalah Bayi yang baru berumur 15 hari.
Rabu, 8 Januari, korban serangan Israel mencapai 18 orang syahid di Gaza City dan utara, 21 di Gaza selatan, dan ini belum termasuk korban penyerangan yang belum tercatat. Awal tahun ini tentara penjajah Israel telah membunuh setidaknya 383 penduduk Gaza, 74 diantaranya anak-anak, serta ratusan lainnya luka-luka.
Hari Selasa 7 Januari, Israel juga menyebarkan leaflet melalui drone yang berisikan propaganda agar warga Gaza berkolaborasi dengan Israel dan mengkhianati perjuangan perlawanan. Propaganda ini bukan hal baru, dan telah berulang kali dilakukan oleh Israel.
Jumlah bantuan yang masuk belum memadai
Terkait logistik atau suplai, Marissa mengatakan pada 7 Januari total truk yang masuk melalui perbatasan Karem Shalom sejumlah 65 truk yang membawa bantuan kasur, tenda, makanan, ayam beku, sayur, dan buah.
Jumlah ini masih sangat tidak memadai, dari yang dibutuhkan oleh penduduk gaza yaitu 500- 600 truk perharinya.
Marissa mengatakan krisis bahan bakar juga makin memburuk di Gaza. Peralatan medis tidak dapat dioperasikan hingga menyebabkan satu pasien kanker meninggal dunia karena tidak bisa mendapatkan treatment yang seharusnya.
Dalam pers statementnya Kementerian Kesehatan Palestina (MoH) meminta dukungan internasional untuk segera mengirimkan bahan bakar yang dibutuhkan oleh fasilitas kesehatan.
Penjajah Israel Terus Melancarkan Serangan ke Sejumlah Rumah Sakit di Gaza Utara
Update dari Gaza Utara, Saat ini hanya satu rumah sakit yang berfungsi menerima pasien yaitu Al Awda Hospital.
Dokter senior dari RS Al Awda menyampaikan bahwa penyerangan sekitar area Rumah Sakit telah berlangsung sejak pagi hari, tank-tank Israel mendekati area belakang RS Al Awda, dan satu rumah di dekat dibakar oleh Israel.
Saat ini RS Al Awda hanya memiliki sedikit makanan dan medical supply yang hanya cukup untuk beberapa hari saja. Dikabarkan juga banyak korban luka yang tidak bisa mencapai rumah sakit untuk mendapatkan bantuan, sebagian berhasil tapi dengan terseok seok, merangkak menuju rumah sakit, untuk mendapatkan pertolongan. Tidak sedikit yang syahid tergeletak di jalan karena kehabisan darah.
Kondisi dr. Hussam Abu Safiya Memburuk akibat Penyiksaan Penjajah Israel
Euromed Human Right Monitor mengkonfirmasi bahwa saat ini kondisi kesehatan Direktur RS Kamal Adwan dr. Husyam Abu Syafia terus memburuk karena mengalami penyiksaan, kekerasan fisik yang dilakukan oleh Israel, diantaranya adalah dipaksa melepaskan pakaian dan disiksa dengan dicambuk dengan kabel listrik yg cukup besar yang biasa kita temukan di tiang-tiang listrik di jalan.
Hal ini telah dilakukan Israel sebelum ia dibawa ke Jabaliya Refugee camp untuk diinterogasi. Dan akhirnya berdasarkan informasi dari tahanan yang baru saja dibebaskan oleh Israel, mereka melihat dr. Hussam ditahan di penjara Sde Teyman.
Di tengah penangkapanya, berita duka kembali datang dari ibu dr. Hussam yang meninggal dunia karena serangan jantung.
Pasien dan Staf Rumah Sakit Indonesia Masih Bertahan
Sampai saat ini, pasien dan tenaga medis terus bertahan dengan kondisi yang sangat terbatas, dan mereka sangat berharap intervensi dari komunitas internasional untuk pengiriman bantuan kemanusiaan dan tim medis agar Rumah Sakit bisa berfungsi kembali melayani untuk warga Gaza utara yang tidak henti-hentinya dibombardir oleh Israel.
Pembicaraan Genjatan Senjata Masih Terkendala
Marissa lebih lanjut mengungkapkan, pembicaraan genjatan senjata saat ini terkendala karena pihak Israel terus mengubah hal-hal yang sebelumnya telah disetujui ketika diskusi berlagsung di Qatar, di antaranya terkait list tawanan yang akan dibebaskan, dan kesepakatan tahapan penarikan pasukan Israel dari Netzarim, dan Koridor Philadelphia.
Pihak perlawanan Palestina yakin genjatan senjata akan segera dapat diwujudkan jika Amerika, Presiden terpilih Donald Trump bisa memberikan tekanan kepada Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk tidak mengubah apa yang telah disepakati sebelumnya.