Tujuh Relawan MER-C Ikut Konferensi Kemanusiaan Internasional di Kuala Lumpur
- Hits: 383
Tujuh relawan Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) mengikuti Konferensi Kemanusiaan Internasional bertajuk ‘’Humanitarian Development Nexus: Building Resilience Transforming Lives” yang digelar di Universiti Teknologi Malaysia (UTM) Kuala Lumpur, 27-29 Mei 2024, oleh Mercy Malaysia.
Tujuh orang yang hadir yaitu Ketua Emergency Medical Team (EMT) MER-C Indonesia dr. Arief Rachman, Sp.Rad, yang menjadi pembicara dalam konferensi tersebut. Kemudian enam relawan lainya Apt. Dini Rahmawati, S.Farm. Wunandi Artia Binar Phasa, S.Farm, dr. Fahmi Anshori, Sp.OT, dr. Tonggo Meaty Fransisca, dr. Reyfal Khaidar dan Kipa Jundapri, S.Kep., Ners., M.Kep.
Acara konferensi dibuka oleh Sultan Perak Darul Ridzuan, Sultan Nazrin Muizzuddin Shah bin (alm) Sultan Azzlam Muhibbuddin.
Relawan MER-C Raih Juara ke-3 Poster Presentasi Terbaik
Dalam konferensi ini Tim MER-C membawa lima poster presentasi terkait topik bencana di Indonesia dan konflik terkini yang terjadi di Jalur Gaza berdasarkan pengalaman langsung relawan MER-C di lapangan.
Salah satu poster relawan MER-C berjudul "Profile of Desease and Injury in Primary Health Care During Gaza Conflict 2023/2024, MER-C Indonesia Experience" yang dipresentasikan oleh dr. Reyfal Khaidar, salah satu relawan yang baru kembali dari Gaza mendapat penghargaan sebagai poster terbaik ke-3.
Konferensi Kemanusiaan Internasional MERCY Malaysia (MMIHC) adalah forum yang mempertemukan para aktor dan jaringan kemanusiaan dari berbagai belahan dunia dan pemangku kepentingan dari berbagai sektor.
Konferensi ini mempertemukan para pemikir dan praktisi kemanusiaan terkemuka dari seluruh dunia untuk membahas praktik terbaik, pembelajaran dan implikasinya terhadap orang-orang yang menjadi inti pekerjaan kemanusiaan.
Edisi 2024 membahas isu-isu jauh lebih kompleks yang memerlukan perhatian, mencakup meningkatnya kerapuhan dan konflik, krisis iklim, kesehatan, keuangan dan ekonomi akibat meningkatnya risiko bencana dan tantangan pembangunan, agenda lokalisasi, serta isu-isu kemanusiaan, diplomasi, pandemi global, ilmu pengetahuan dan teknologi, sumber daya keuangan yang didedikasikan untuk bantuan kemanusiaan juga pembangunan, dan banyak lainnya.