Tiga Relawan RS Indonesia Akhirnya Keluar dari Gaza
- Hits: 5103
Kairo, Mesir - Setelah dua hari berikhtiar dan mengantri di Perbatasan Rafah, akhirnya dengan izin dan pertolongan-Nya, pada Minggu sore (14/2) tiga relawan RS Indonesia bisa keluar dari wilayah terblokade Jalur Gaza, Palestina. Mereka adalah Ir. Edy Wahyudi (Site Manager RS Indonesia), Karidi dan Miyanto. Sementara dua relawan lainnya, yaitu Reza Aldilla dan Muhamad Husein masih berada di Jalur Gaza.
Ketiga relawan bisa keluar pada hari kedua atau hari terakhir pembukaan perbatasan Rafah, setelah beberapa lama informasi pembukaan Rafah hanya “katanya dan katanya”, baru pada hari Sabtu – Minggu kemarin (13 – 14 Februari 2016) perbatasan Rafah akhirnya benar-benar dibuka meskipun hanya dua hari saja.
Kesempatan ini langsung dimanfaatkan oleh ketiga relawan yang telah bertugas selama lebih dari 1,5 tahun di Gaza. Sejak Sabtu pagi (13/2), mereka telah bersiap menuju perbatasan Rafah untuk mengantri bersama ribuan orang lainnya. Namun pada hari Sabtu itu kesabaran relawan kembali diuji. Mereka belum mendapat izin keluar dari Gaza.
Hari Minggunya (14/2), mulai jam 8 pagi ketiga relawan kembali mengantri mengurus izin di perbatasan Rafah, barulah pada jam 5 sore akhirnya 3 relawan RS Indonesia bisa keluar dari Gaza bersama sedikit orang yang berhasil keluar pada hari itu.
Meskipun cukup berbahaya melakukan perjalanan dari Rafah ke Kairo pada malam hari, namun hal ini tetap dilakukan. Dengan menggunakan taksi sewaan, ketiga mulai bergerak dari Rafah menuju ibukota Kairo.
Untuk sampai ke Kairo, saat ini ada 20 checkpoint pemeriksaan yang harus dilewati. Ditengah jalan relawan juga sempat mendengar suara penembakan saat beberapa mobil dan bis termasuk taksi yang ditumpangi relawan jalan beriringan. Untungnya tidak ada korban jiwa dalam insiden penembakan ini dan tidak beberapa lama semua kendaraan bisa bergerak lagi. Setelah menempuh perjalanan selama 8,5 jam, pada pukul setengah dua dinihari, relawan tiba di Kairo.
Ir. Edy Wahyudi, Karidi dan Miyanto memang dijadwalkan untuk kembali ke tanah air karena amanah tugas yang telah selesai, RS Indonesia telah diserahterimakan kepada Kementerian Kesehatan Palestina dan telah beroperasi memberikan pelayanan medis kepada rakyat Gaza yang membutuhkan. Kepulangan mereka sempat tertunda beberapa lama karena menunggu dibukanya pintu perbatasan Rafah.
Senin siang (15/2), ketiga relawan dijadwalkan berkunjung dan bertemu dengan pejabat KBRI Kairo untuk memberikan laporan terakhir program pembangunan RS Indonesia di Jalur Gaza sekaligus berpamitan dengan staf KBRI yang selama ini telah memfasilitasi izin masuk seluruh relawan RS Indonesia yang akan bertugas ke Jalur Gaza.
Malamnya, relawan akan langsung bertolak ke tanah air untuk bisa segera bertemu dengan keluarga tercinta yang sudah sekian lama mengikhlaskan kepergian anak, ayah dan suami mereka untuk melaksanakan jihad profesi membangun RS Indonesia di Gaza, Palestina.