Sejarah MER-C
- Hits: 34632
Api kerusuhan membumihanguskan sebagian wilayah timur bumi pertiwi di awal tahun ini. Ratap tangis pilu rakyat Maluku terdengar hingga ke seluruh pelosok negeri, menggelitik nurani anak bangsa untuk mengulurkan tangan guna meringankan penderitaan mereka.
Mahasiswa Universitas Indonesia yang tergabung dalam Tim Medis Mahasiswa Universitas Indonesia (TMM-UI), April 1999 mengirimkan tim ke Ambon. Tim yang terdiri dari beberapa orang mahasiswa dan dokter ini telah melakukan berbagai aksi kemanusiaan yang antara lain berupa pelayanan pengobatan bagi pengungsi dan hospitalisasi di sebuah rumah sakit yang tidak berfungsi sejak kerusuhan berlangsung.
Menyoroti penanganan korban kerusuhan dan pengungsi pada tragedi Ambon, TMM-UI berpendapat bahwa terdapat ketidaknetralan dan keberpihakan tenaga medis dalam kancah pertempuran di kepulauan wilayah timur Indonesia ini. Sikap profesional yang seharusnya ada pada setiap tenaga medis, salah satunya terlihat dari sikap netral dan tidak bepihak, sulit ditemui. Distribusi bantuan baik berupa logistik maupun pelayanan medis yang diberikan pada kedua belah pihak yang bertikai tidak adil dan merata. Ada pihak yang mendapatkan bantuan logistik dan pelayanan medis secara wajar, namun ada pihak yang tidak mendapatkannya. Kondisi ini diperburuk oleh mobilitas tenaga medis ke daerah kerusuhan yang kurang. Semua faktor di atas berimplikasi pada penanganan korban yang tidak optimal.
Atas dasar pemikiran bahwa penanganan korban kerusuhan dan pengungsi tidak optimal khususnya dalam pelayanan medis maka perlu sebuah organisasi yang bergerak dalam bidang kegawatdaruratan medis dan mempunyai sifat amanah, profesional, netral, mandiri, sukarela, dan memiliki mobilitas tinggi. Apalagi mengingat bahwa akhir-akhir ini kerusuhan yang terjadi di negara kita cenderung meningkat. Terbukti setelah Ambon, meletus pula kerusuhan di Sambas dan Aceh.
Berlatar belakang keadaan tersebut, tepatnya pada tanggal 14 Agustus 1999, lahir suatu organisasi sosial kemasyarakatan bernama Medical Emergency Rescue Committee yang disingkat MER-C.
Pendiri MER-C:
Pendiri MER-C terdiri dari 7 orang yang semuanya adalah dokter dan mahasiswa kedokteran dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia:
1. Dr. Joserizal Jurnalis, SpBO
2. Dr. Syafiq Basalamah, SpBO
3. Edi Patmini Setya Siswanti, SKed, SE
4. Bona Akhmad Fithrah, SKed
5. Dr. Basuki Supartono
6. Dr. Yogi Prabowo
7. Henry Hidayatullah, SKed
Hingga kini, MER-C telah mengirimkan ratusan misi kemanusiaan ke berbagai wilayah perang, konflik dan bencana alam di dalam maupun di luar negeri.