Bertemu Wamenlu, MER-C Minta Dukungan Pemerintah terkait Program Kemanusiaan Internasional

Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) pada pada Senin, 20 Januari 2025, bertemu Wakil Menteri Luar Negeri RI Anis Matta, di Gedung Kostitusi Kementrian Luar Negeri RI di Jakarta. 

 

Tim MER-C terdiri dari Presidium dr. T. Meaty Fransisca, dr. Zecky Eko Trywahyudi, Sp. OT, MARS dan Ketua Divisi Relawan MER-C dr. Guntur Utama Putera, SpOT. 

Pada kesempatan ini, MER-C menyampaikan terkait misi kemanusiaan di Gaza Palestina, Afghanistan dan program MER-C di Rakhine State, Myanmar serta penanganan pengungsi Rohingya di Aceh.

MER-C berharap dukungan Pemerintah Indonesia untuk kelancaran program-program kemanusiaan MER-C di berbagai belahan dunia, sebagai bagian dari diplomasi kemanusiaan yang juga membawa nama bangsa.

Wamen Anis menyampaikan apresiasi atas kerja yang telah dilakukan MER-C dan akan mendukung kerja kemanusiaan sebagai track diplomasi baru Indonesia. 

"Saya bersyukur sekali Alhamdulillah bisa bertemu dengan teman-teman dari MER-C. Saya sudah mengikuti aktivitas dan semua progres kerja-kerja dari para dokter di MER-C ini sejak konflik Ambon tahun 1998," ujar Wamen Anis. 

"Saya juga mengikuti aktivitas MER-C di Gaza melalui pembangunan RS Indonesia juga aktivitas MER-C di Afghanistan dan Myanmar. Jadi ini organisasi yang luar biasa," tambahnya. 

Menurutnya, Pendiri MER-C dr. Joserizal Jurnalias adalah seorang dokter yang mengabdikan hidupnya untuk kerja kemanusiaan di wilayah-wilayah konflik yang sangat berbahaya dan ini menginspirasi banyak orang terutama para dokter untuk ikut menjadi relawan kemanusiaan. 

Ia juga mengatakan, menyusul genjatan senjata di Gaza, Kemenlu akan mengkoordinir NGO-NGO yang bekerja untuk membantu Palestina. 

"Insyaallah dengan keterlibatan semua NGO dalam satu koordinasi akan membuat kerjaan kita lebih rapih, yang kedua kita bisa menggalang dana lebih besar supaya sesuai dengan Indonesia sebagai negara Muslim terbesar," katanya. 

"Dan bagi kami di Kemlu ini menjadi track baru bagi diplomasi kemanusiaan dan saya kira MER-C bisa menjadi ujung tombak bagi Indonesia, untuk melakukan diplomasi kemanusiaan," tuturnya. 

Lebih lanjut iya berharap para dokter yang menjadi relawan di MER-C untuk mempertahankan komitmen kemanusiaannya, karena ini adalah kerja luar biasa, tapi juga penuh bahaya, penuh ancaman. 

"Hanya orang-orang yang ikhlas, jujur, berani yang bisa terus menerus menjaga komitmen nya untuk terus melakukan kerja kemanusiaan," ujar Wamen Anis. 

Ia juga berharap MER-C dapat mengajak lebih banyak dokter untuk terlibat menjadi relawan.

"Karena kalau Indonesia ingin memperbesar perannya dan menggunakan diplomasi kemanusiaan sebagai instrumennya, akan banyak daerah konflik di dunia Islam atau daerah lain yang membutuhkan kita. Ada Afghanistan saya kira nanti Sudan, ada banyak lagi di Afrika, di Asia Tengah dan banyak daerah lain yang membutuhkan di samping ASEAN tentunya," katanya. 

"Dan karena itu kita dapat melakukan peran yang lebih besar dari yang telah kita lakukan sekarang," pungkasnya.