Call Center
0811 99 0176
office@mer-c.org
Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) bersama Tim Pengacara Muslim (TPM) pada Kamis (16/1) bertemu dengan Menteri Koordinator Bidang Hukum, Hak Asasi Manusia, Imigrasi, dan Pemasyarakatan Republik Indonesia, Yusril Ihza Mahendra, untuk melakukan pembicaraan terkait Rumah Sakit Indonesia di Gaza dan pengungsi Rohingya.
Presidium MER-C, dr. Zecky Eko Triwahyudi dalam pertemuan itu menyampaikan kondisi Rumah Sakit Indonesia di Gaza Utara yang beberapa kali menjadi sasaran serangan Israel, sehingga saat ini mengalami kerusakan cukup parah.
Untuk itu, MER-C meminta adanya peran pemerintah agar bisa memberikan perlindungan kepada Rumah Sakit yang dibangun dari donasi masyarakat Indonesia ini, agar ke depanya tidak lagi menjadi sasaran serangan Israel.
Lebih lanjut ia juga menyampaikan terkait kendala MER-C saat membantu pengungsi Rohingya, khususnya Peraturan Presiden (PERPRES) 125 Tahun 2016 soal penanganan pengungsi luar negeri. Oleh karena itu dr. Zecky mengatakan, MER-C berharap adanya peraturan baru sehingga NGO dapat bekerja sama dengan pemerintah atau lembaga internasional untuk membantu para pengungsi.
Menteri Yusril mengatakan, beberapa hal yang disampaikan dalam pertemuan ini akan menjadi catatan untuk kemudian ditindaklanjuti, termasuk concern MER-C soal pengungsi Rohingya.
“Banyak hal yang dikemukakan yang harus saya pikirkan dan dicari jalan keluarnya, seperti masalah Rumah Sakit kita di Gaza yang memang tanahnya diwakafkan oleh pemerintah Palestina kepada MER-C yang menghimpun dana masyarakat Indonesia untuk Rumah Sakit itu kemudian dihibahkan kepada masyarakat Palestina, tapi mengalami kerusakan akibat serangan Israel,” kata Menteri Yusril.
“Nanti kita akan koordinasikan dengan kedutaan kita untuk Palestina yang bekedudukan di Amman, Yordania, untuk menegaskan bahwa ini adalah Rumah Sakit milik Indonesia supaya tidak dirusak oleh Israel. Ini hal yang akan coba kita selesaikan termasuk beberapa hal yang menjadi concern dari MER-C terhadap pengungsi Rohingya di Aceh,” tambahnya.
Menteri Yusril berharap MER-C dapat terus melakukan kegiatan untuk membantu rakyat Palestina khususnya di bidang kesehatan, berkoordinasi dengan pemerintah Indonesia dan Palestina juga dengan lembaga internasional termasuk PBB khususnya, sehingga Rumah Sakit yang sudah dibangun ini benar-benar dijaga dan tidak menjadi sasaran serangan Israel.
“Harus ada kepatuhan dari Israel untuk tidak menyerang sasaran-sasaran yang sebenarnya terkait dengan kamanusiaan,” tuturnya.
MER-C adalah organisasi sosial kemanusiaan yang bergerak dalam bidang kegawatdaruratan medis dan mempunyai sifat amanah, profesional, netral, mandiri, sukarela, dan mobilitas tinggi.
Jl. Kramat Lontar No. J-157. Senen. Jakarta Pusat - Indonesia.
+62 21 315 9235
office@mer-c.org