MER-C Hadiri Workshop terkait Strategi Bersama Penanganan Pengungsi Luar Negeri

Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) pada Kamis (5/12) menghadiri undangan Workshop "Strategi Bersama Organisasi Masyarakat Sipil Terkait Penanganan Pengungsi Luar Negeri dalam Pemerintah Baru" yang digelar oleh SUAKA, Dompet Dhuafa dan Jesuit Refugee Service (JRS) Indonesia di Gedung Philantropy Dompet Dhuafa, Jakarta Selatan.

Workshop ini mengundang perwakilan organisasi masyarakat sipil yang bergerak dalam isu HAM dan pengungsi, dengan tujuan utama menyatukan persepsi, memetakan langkah sekaligus kapasitas, agar mampu memberikan perbaikan dalam penanganan isu pengungsi luar negeri di Indonesia terutama dalam pemerintahan yang baru.

Dalam kesempatan ini MER-C diwakili oleh Project Manajer MER-C for Rohingya Ira Hadiati dan Staf Humas Riny Nurmarita.

Ira memaparkan sejumlah program yang dilakukan MER-C dalam menangani pengungsi Rohingya di Aceh dan temuan-temuan terkait kendala yang ditemui di lapangan. Ia juga menegaskan terkait pentingnya koordinasi dalam penanganan pengungsi yang dilakukan oleh setiap lembaga, sehingga semua yang dikerjakan terukur.


“Kami menangani pengungsi Rohingya intens memang baru tahun ini. Sebelumnya saat terjadi pembantaian kami membangun Rumah Sakit di Rakhine State, Myanmar. Sempat sudah beroperasi, tapi kini sudah tidak lagi. Setelah itu kami berpikir kalau ini berhenti, kenapa kami juga harus berhenti mengurusi Rohingya,” kata Ira.

“Memang temuan kita yang di lapangan bagus untuk di bawa ke forum seperti ini, di mana ada praktisi dan pengampu kebijakan kemudian kita dapat berkoordinasi dan berkomunikasi, sehingga kerja kita lebih efektif dan efisien,” ujarnya.

MER-C tahun ini mulai intens memberikan bantuan serta pelayanan kesehatan untuk pengungsi Rohingya, yang tersebar di sejumlah kamp pengungsian di Aceh.  Bantuan yang diberikan berupa sembako, Pembangunan sumur dan MCK, peralatan ibadah, perlengkapan self hygine dan keperluan lainya.

Berdasarkan data terbaru dari UNHCR (Mei 2024), tercatat ada 12.772 pengungsi yang tersebar di seluruh Indonesia, termasuk Jakarta, Bogor, Medan, Pekanbaru, Aceh, Kupang, Batam, Surabaya, Semarang, Denpasar, dan Makassar. Mayoritas pengungsi berasal dari Afghanistan, Rohingya dan 51 negara lainya. Jumlah ini juga mencakup kedatangan baru pengungsi Rohingya di Aceh pada November 2023 hingga Januari 2024.