Call Center
0811 99 0176
office@mer-c.org
Jakarta — Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) melakukan kunjungan silaturahmi ke kantor redaksi media nasional Republika di kawasan Tebet, Jakarta Selatan, pada Jumat, 11 April 2025.
Tim MER-C dipimpin oleh Ketua Presidium DR. dr. Hadiki Habib, SpPD, SpEm, didampingi oleh dr. Zecky Eko Triwahyudi, SpOT(K), MARS, dr. Fahmi Anshori, SpOT (Pengurus MER-C Cabang Mataram), dr. Siti Lirih (Relawan Medis), Manajer Operasional Rima Manzanaris serta dari tim Humas Riny Nurmarita.
Kunjungan ini disambut langsung oleh Wakil Pemimpin Redaksi Republika, Stevy Maradona, bersama jajaran redaksi termasuk Fitriyan Zamzami (Asisten Redpel Nasional), Muhammad Hafil (Redaktur Khazanah), serta sejumlah wartawan Republika.
Dalam kesempatan itu, Stevy Maradona menyampaikan apresiasi atas kunjungan tersebut dan menceritakan kondisi terkini Republika yang tengah berjuang menyesuaikan diri di era digital setelah menutup edisi cetaknya. Meski begitu, ia menyebut perjuangan mereka belum sebanding dengan apa yang dilakukan oleh relawan MER-C di Gaza.
“Kalau saat ini, isu utama yang harus diangkat adalah krisis kemanusiaan yang harus dihentikan agar korban tidak bertambah banyak, bertambah berat. Ini poin krusialnya. Gencatan senjata benar-benar bisa dijalankan,” kata Stevy.
Menanggapi hal tersebut, dr. Hadiki menekankan pentingnya peran media dalam mendukung kerja-kerja kemanusiaan.
“Syiar itu penting. Apa yang kita kerjakan kalau tidak tersiarkan jadi tidak ada maknanya. Kalaupun ada maknanya, impact-nya tidak besar. Salah satu yang bisa memberikan impact adalah media,” ujarnya.
Ia juga menyebut media seperti Republika memiliki peran dalam memberikan validasi atas informasi yang disampaikan oleh MER-C.
Dalam kesempatan tersebut, dr. Hadiki juga memperkenalkan jajaran pengurus MER-C yang baru dan menegaskan bahwa MER-C merupakan lembaga kemanusiaan profesional berbasis medis, bukan lembaga keagamaan dan tidak hanya fokus pada isu Palestina.
“Kami juga terlibat dalam penanganan konflik dan bencana seperti Rohingya di Aceh, gempa di Afghanistan, dan yang terbaru gempa di Myanmar,” ungkapnya.
Fokus utama MER-C di tahun 2025, lanjut dr. Hadiki, masih tertuju pada Gaza yang disebutnya sebagai "problem kemanusiaan abad ini". Sebagai salah satu relawan medis yang baru kembali dari Gaza, ia juga membagikan cerita mengenai situasi terkini, termasuk upaya perbaikan RS Indonesia di tengah meningkatnya serangan militer.
Saat ini, enam relawan termasuk dr. Tonggo Meaty Fransisca dari Tim EMT MER-C ke-8 masih aktif bertugas di RS Indonesia, Gaza Utara.
Sementara itu, dr. Zecky menyampaikan terima kasih kepada Republika atas dukungan sejak awal pembangunan RS Indonesia di Gaza.
“Tidak hanya pemberitaan, tapi juga donasi dari pembaca Republika yang menjadi bagian dari fasilitas rumah sakit tersebut,” ujarnya.
Ia berharap kolaborasi antara MER-C dan Republika dapat terus berlanjut, terutama untuk kampanye perbaikan RS Indonesia.
Ajakan tersebut pun disambut positif oleh pihak Republika. “Kami siap kampanye bersama kembali untuk perbaikan RS Indonesia di Gaza,” tutur Stevy Maradona.
MER-C adalah organisasi sosial kemanusiaan yang bergerak dalam bidang kegawatdaruratan medis dan mempunyai sifat amanah, profesional, netral, mandiri, sukarela, dan mobilitas tinggi.
Jl. Kramat Lontar No. J-157. Senen. Jakarta Pusat - Indonesia.
+62 21 315 9235
office@mer-c.org