Catatan dr. Ben : Indonesia di Mata Israel

Dimata Israel, Indonesia terasa spesial. Upaya menarik Indonesia bukan baru sekarang ini saja, tapi sejak era Bung Karno dan Suharto upaya ini sudah dimulai oleh Israel.

Di masa Bung Karno, upaya diplomasi Israel bisa dikatakan mati kutu. Mengusung slogan Anti Imperialis dan Kolonialis, Bung Karno secara tegas menyebutkan Israel bagian yang tak terpisahkan, bagian satelit dari Negara Imperalis dan Kolonialis. Shingga di Asian Games tahun 1962, secara tegas Bung Karno menolak keikutsertaan Israel dalam perhelatan tersebut.



Di zaman Soeharto, meski Indonesia tak punya hubungan diplomatik dengan Israel, namun hubungan gelap terus berlangsung dalam beberapa bidang terutama berkaitan dengan militer.

Kenapa Indonesia begitu penting di mata Israel?

1.    Faktor Ekonomi

Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan sumber alam begitu besar dan jumlah penduduk lebih kurang 280 juta yang menempati ranking 4 dunia, merupakan sebuah potensi yang besar sehingga secara bisnis hal ini sangat menggiurkan.

Adapun pada tahun 2030 mendatang Indonesia diprediksi akan menjadi kekuatan ekonomi terbesar pada peringkat 4 dunia. Dahsyat memang.

2.    Faktor Politik

Sebagai negara mayoritas muslim terbesar di dunia, wajar Indonesia menjadi incaran Israel karena bila Israel bisa merangkul Indonesia secara politik, maka Palestina akan semakin terisolir.

Tak bisa dipungkiri bahwa Indonesia adalah negara yang hingga kini konsisten mendukung kemerdekaan Palestina. Agresivitas Israel merangkul Indonesia dengan berbagai macam cara, patut kita cermati. Sikap permisif kita bisa menjadi celah yang menguntungkan Israel.

Sering delegasi Israel datang ke Indonesia dalam berbagai event dan kesempatan. Ini adalah prolog untuk melihat sejauh mana resistensi kita (bangsa Indonesia) dalam menghadapi momen ini. Semakin kecil resistensi kita, maka akan menjadi pembenaran bahwa Indonesia menormalisasi hubungan dengan Israel. Untuk itu, kita mesti waspada dan kritis.

 

Jakarta, 24 Agustus 2022

Dr. Sarbini Abdul Murad
Ketua Presidium
MER-C Indonesia