Krisis BBM dan Listrik, membuat Gaza makin terpuruk

Gaza - Ketika disebut Gaza atau Palestina tentu terbayang oleh kita bagaimana banyak kekejaman Zionist Israel terjadi. Gaza, derita penduduknya seolah tiada henti, setelah diblokade secara illegal oleh Israel selama 2 tahun, dilanjutkan dengan bombardir selama 22 hari oleh Zionist Israel terhadap gaza, dan blockade terus berlanjut hingga kini, bahkan kian hari terasa semakin buruk serta menambah penderitaan rakyatnya

Sebagai relawan yang telah tinggal sekitar satu tahun lebih di Gaza, untuk mengawal pembangunan Rumah Sakit Indonesia di Gaza. Kami benar-benar merasakan rasanya bagaimana hidup terblokade dari dunia luar. Berbagai krisis melanda, berbagai permasalahan datang seolah tiada henti-hentinya mendera rakyat Gaza.

 

Saat ini ada dua krisis utama yang terjadi di Gaza, krisis BBM dan krisis listrik. Krisis ini sangat sering terjadi di Gaza sehingga menimbulkan efek berantai terhadap sisi kehidupan rakyat Gaza. Ketergantungan terhadap bahan bakar sebagai penggerak roda kehidupan rakyat sangat tinggi.

Dalam 2 minggu terakhir, kelangkaan BBM semakin parah, antrian-antrian kendaraan di depot pengisian BBM semakin mengular. Berjam-jam mengantri namun ketika tiba didekat pom bensin, maka bbm yang dibutuhkan telah habis. Ini yang dialami oleh tim Mer-c gaza, saat mengantri di sebuah depot pengisian bbm, ikut mengantri bersama penduduk Gaza dan ketika berjarak sekitar 2-3 mobil, BBM habis dan depot pun seketika tutup.

Krisis listrik pun tak kalah menyebabkan penderitaan yang berat, tahun 2010 saat pertama kali kami datang ke gaza, pemadaman listrik terjadi setiap delapan jam dalam artian delapan jam hidup dan delapan jam mati, begitu seterusnya. Kejadian ini berlanjut setiap hari di Gaza. Namun kini krisis listrik bertambah parah, seiiring langkanya BBM maka listrik pun menjadi langka, sehingga membuat Gaza dalam gelap gulita.

Kebutuhan 2/3 listrik di Gaza yang disuplay dari satu satunya generator di Gaza telah berhenti beroperasi pada hari selasa yang lalu, dikarenakan terbatasnya BBM yang ada. Dalam satu hari hanya 6 jam listrik hidup dan 18 jam mati. Dan hidupnya listrik itu hanya saat malam hari sejak pukul 06.00 sore hingga 12.00 tengah malam.

Tidak terbayang bagaimana menderitanya pasien rumah sakit, terutama mereka yang berada di ruang ICU yang membutuhkan alat-alat kelistrikan untuk menyambung hidup mereka. Direktur teknik departemen kesehatan gaza, Ir. Bassam menyatakan seperti dikutip maannews, bahwa dalam satu jam kebutuhan BBM untuk menghidupkan listrik di seluruh RS di Gaza adalah 815 liter. Artinya dalam satu hari perlu sekitar 19.560 liter bbm untuk kebutuhan generator rumah sakit. Sector pendidikan pun tak luput dari krisis ini, anak-anak yang belajar dimalam hari pun akan terganggu karena tidak ada penerang akibat putusnya jaringan listrik. Pabrik-pabrik yang memproduksi roti dan makanan juga tak luput dari krisis ini, beberapa pabrik sempat kesulitan menjalankanproduksinya karena kekurangan bbm.

Menurut sebuah sumber dari pusat hak asasi manusia di Pelestina, bahwa kebutuhan BBM setiap harinya untuk menghidupkan listrik di Gaza sebesar 600.000 liter. tapi sejak jumat (10/02) lalu BBM yang masuk ke Gaza melalui mesir hanya 340.000 liter, sedangkan tidak ada stok / cadangan BBM yang mencukupi di Gaza.

BBM yang berasal dari terowongan antara perbatasan rafah dan mesir ini menjadi sangat terbatas, karena ada pembatasan pengiriman dari pihak mesir. Dari beberapa sumber di Gaza, pembatasan ini akibat adanya permintaan dari pihak penyuplai BBM dari mesir untuk menaikan harga bahan bakar minyak. Harga BBM di Gaza untuk jenis solar sebesar 2,5 sheqel atau setara dengan 6.250 rupiah per liter, Sedangkan untuk jenis bensin super seharga 4 sheqel atau setara 10.000 rupiah per liter. Dari harga tersebut para penyuplai BBM via terowongan menginginkan kenaikan sebesar 0.5 sheqel per liternya.

Sementara pihak pemerintah setempat telah melakukan berbagai langkah dengan berkoordinasi dengan pihak otoritas pemerintah mesir agar krisis ini segara dapat teratasi.

Entah sampai kapan penderitaan ini akan berakhir, semoga ALLAH Subhanahu wa Taala memberikan pertolongan, kekuatan dan kesabaran bagi rakyat Gaza, yang merupakan penjaga tanah waqaf kaum muslimin ini. (nia/gz)