Ketua EMT MER-C Soroti Tantangan Evakuasi Warga Gaza ke Pulau Galang

Jakarta – Ketua Emergency Medical Team (EMT) MER-C, dr. Arief Rachman, menyampaikan sejumlah pertimbangan terkait wacana pemerintah untuk mengevakuasi 2.000 warga Gaza ke Pulau Galang, Batam, sebagaimana diumumkan Presiden RI Prabowo Subianto dalam sidang kabinet di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (6/8).

Menurut dr. Arief, ide ini patut diapresiasi, namun implementasinya sangat menantang. Ia mengatakan, pasien yang bisa dibawa ke Indonesia kemungkinan hanya pasien dengan kasus ringan karena pasien trauma harus distabilisasi dan diselamatkan nyawanya terlebih dahulu sebelum mendapat perawatan lanjutan. 

“Kalau membawa pasien dalam kondisi darurat justru akan membuang waktu, tenaga, dan sumber daya,” ujarnya dalam diskusi Merah Putih di Nusantara tv, Rabu (13/8).

Ia menekankan, tantangan besar lainnya adalah perizinan. Evakuasi pasien dari Gaza bukan hanya berkoordinasi dengan otoritas Palestina, tetapi juga harus mendapat persetujuan Israel. 

“Saat ini banyak pasien yang sudah kami koordinasikan untuk dievakuasi dengan WHO ditolak Israel. Penolakan ini bukan hanya terhadap pasien tapi juga pendamping pesien untuk ikut. Karena pasien tidak mungkin keluar sendiri,” jelasnya.

Selain jumlah pasien, pemerintah juga perlu menghitung jumlah pendamping yang akan dibawa. Dr. Arief kemudian mempertanyakan kesiapan fasilitas di Pulau Galang, khususnya untuk menangani kasus trauma atau rehabilitasi pascatrauma. 

“Kalau bicara stabilisasi trauma, prinsipnya makin dekat, makin cepat, makin baik,” tegasnya.

Ia mengingatkan agar Pulau Galang tidak menjadi “penjara kedua” bagi warga Gaza. Menurutnya, evakuasi ideal adalah ke negara atau wilayah terdekat demi pertimbangan jarak, bahasa, dan budaya. 

“Kalau ke Pulau Galang, mereka bisa terisolasi dan mengalami culture shock,” tambahnya.

Dr. Arief mengungkap, isu ini juga mengganggu kerja lapangan tim medis. “Riaknya bukan hanya di dalam negeri. Warga Gaza memantau dan mempertanyakan mengapa Indonesia justru mendukung rencana Israel untuk mengosongkan Gaza. Pemerintah harus mendengar aspirasi ini,” katanya.

Ia menegaskan, tindakan yang paling mendesak saat ini adalah menghentikan genosida dan membuka blokade bantuan kemanusiaan. 

“Rencana evakuasi harus dilakukan dengan perencanaan yang tepat. Kami sebagai tim medis akan fokus pada bagaimana menangani korban, mengaktifkan kembali rumah sakit, dan memastikan pasien sembuh tanpa cacat,” tutup dr. Arief.

 

Selengkapnya di link ini

https://www.youtube.com/live/b9bWDPOtcm4?si=HwLgEzo-xucqnkx6 

https://www.instagram.com/p/DNkJGJWzRsJ/?img_index=1