MER-C Lakukan Kunjungan Lanjutan ke Pulau Rempang, Batam

Batam – Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) Indonesia melakukan kunjungan lanjutan ke Pulau Rempang, Batam, pada 12–14 September 2025.

Berdasarkan hasil temuan dalam kunjungan ini, MER-C akan merumuskan program lanjutan terkait kebutuhan mendesak masyarakat setempat dan potensi pengembangan program kesehatan guna mendukung kesejahteraan masyarakat di wilayah tersebut.

Tim MER-C yang melaksanakan kunjungan ini terdiri dari: Ketua Presidium MER-C dr. Hadiki Habib, Sp.PD, Presidium MER-C dr. Tonggo Metay Fransisca, serta tiga relawan MER-C: Islamiah Samaun, Nanang Khoirino, S.I.P., dan Taufa.

Dalam kunjungan ini, tim MER-C melakukan asesmen kebutuhan penyintas tragedi kerusuhan di Pulau Rempang. Sebelumnya, MER-C juga mengirimkan tim untuk memberikan pendampingan kesehatan saat konflik pecah pada 7 September 2023.

Dalam kunjungan lanjutan ini, tim MER-C berinteraksi langsung dengan suku asli Rempang, melakukan wawancara dengan warga, berdialog dengan tokoh setempat, serta melakukan observasi lingkungan untuk memahami kondisi sosial dan kesehatan masyarakat pascakonflik.

Selain itu, tim juga mendokumentasikan potensi dukungan yang diperlukan serta menyalurkan bantuan sembako sebagai upaya jangka pendek.

Dr. Hadiki Habib, Ketua Tim MER-C dalam kunjungan ini, mengatakan pendampingan masyarakat harus dilakukan secara partisipatif supaya berbagai kepentingan yang ada di masyarakat maupun pemerintah bisa sama-sama berjalan.

Selain itu, ia menuturkan saat konflik terjadi, masyarakat tidak hanya terdampak secara fisik, tetapi juga mengalami dampak psikologis. Untuk itu, MER-C turun guna melakukan pendampingan di bidang kesehatan masyarakat yang ada di Pulau Rempang.


Temuan Tim MER-C

Beberapa temuan yang diperoleh Tim MER-C dalam kunjungan ini yaitu, kehidupan sosial masyarakat relatif lebih tenang saat ini, tanpa ada gesekan signifikan antara warga dan perusahaan.

Namun, masih terdapat potensi konflik horizontal karena pengembangan proyek Rempang Eco City masih terus berlangsung.

Melalui interaksi langsung dengan masyarakat suku asli Rempang, MER-C menemukan bahwa mereka memiliki keterbatasan akses ke layanan kesehatan dan pendidikan.


Tim MER-C menemukan terdapat warga yang mengalami stroke, namun kesulitan untuk mengakses layanan kesehatan. Sejauh ini hanya ada satu anak yang sedang bersekolah di sekolah dasar.

“MER-C akan terus mengedepankan pendekatan partisipatif kepada masyarakat di Pulau Rempang, karena situasinya masih rentan terutama dalam aspek psikologis, dan kita tetap terus berkoordinasi dengan bidang-bidang kesehatan, khususnya puskesmas,” ujar dr. Hadiki.

Selengkapnya di link ini

https://www.instagram.com/reel/DOql2qNE5rF/?igsh=dW10NG9nZnp2OXht 

https://www.facebook.com/share/v/1BLqtkjJ1c/?mibextid=wwXIfr 

https://vt.tiktok.com/ZSDknf1jQ/ 

https://x.com/mercindonesia/status/1967953241720885732?s=46 

https://youtube.com/shorts/ue6VLgakIWA?si=e_WNBeUO76ieSXBx