Komunitas Kaum Yahudi AS: Kaum Yahudi Tidak Butuh Negara Israel
- Hits: 4182
Beirut Setelah tertahan di kapal selama kurang lebih 8,5 jam, Rabu (28/3), pukul 18.00 waktu setempat, Tim Konvoi Darat GMJ Indonesia akhirnya bisa keluar dari kapal Fergun Express 2 berbendera Turki atas bantuan dan jaminan visa dari KBRi Beirut. Tim kemudian dibawa menuju kantor KBRI Beirut untuk beristirahat dan dijamu makan oleh pihak Kedutaaan. Di Beirut, Tim Konvodi Darat GMJ Indonesia akan dibagi menajdi 2 tim, sebanyak 24 orang akan langsung terbang ke Yordania mala mini juga, sementara 4 lainnya akan bergabung dengan GMJ Lebanon untuk berkampanye di Front Libanon.
Sebelum berangkat ke bandara Internasional Rafic Hariri, Dubes RI di Beirut-Libanon, Dimas Samodra Rum memberikan sambutan bahwa pihak kedutaan mendukung kegiatan GMJ karena seusai dengan amanah konstitusi UUD 1945, bangsa Indonesia anti penjajahan dan memuji peran relawan GMJ karena misi kampanye pembebasan Jerusalem adalah sangat mulia. Pihak Kedutaan akan membantu kelancaran jalanya kampanye GMJ di Libanon.
Pukul. 22.15 waktu setempat, 24 orang delegasi Indonesia bertolak ke Amman Yordania. Sementara 4 relawan Indonesia lainnya akan bergabung dengan panitia GMJ Libanon untuk melakukan serangkaian kegiatan di Libanon.
Dari tempat penginapan Golden Plaza, seluruh rombongan delegasi GMJ dari berbagai negara Kamis (29/3), pukul 11.00 waktu setempat segera menuju tempat Press Conferens. Sementara delegasi dari India dan Philipina masih tertahan di kapal karena masalah pengurusan visa dan administrasi pelabuhan.
Hadir dalam acara tersebut delegasi dari Eropa, Italia, Jerman, Belanda, Rusia dan juga para rabi Yahudi yang tergabung dalam Neturei Karta Internasional Amerika, Kanada dan Inggris. Delegasilainnya yang turut hadir adalah delegasi Indonesia, Jepang, Iran, Afganistan, Bahrain, Turki, Azerbaijan, Palestina, Libanon.
Acara dibuka oleh Paul Rudy dari anggota komite GMJ Internasioanl dari Amerika Serikat. Selamat datang para delegasi dari berbagai negara, lintas agama dan ideologi. Koalisi GMJ ini adalah koalisi paling besar dan sangat menentukan bagi kemerdekaan Jerusalem. Gerakan sipil ini sukses diselenggarakan tetapi tidak akan sempurna sebelum Palestina merdeka.
Satu persatu para wakil delegasi dari berbagai negara memperkenalkan diri.
Rabbi Dovid Feldman dari Komunitas Kaum Yahudi Amerika Srikat (Jews United Against Zionisme) Neturei Karta Internasional mengatakan, Libanon adalah kota perlawanan, untuk kesekian kalinya saya datang ke sini dan merasa aman. Saya merasa aman di berbagai belahan bumi manapun. Kita kaum Yahudi tidak butuh pendirian negara Israel. Pendirian negara Israel merusak agama Yahudi dan merusak seluruh tatanan kemanusiaan. Kami komunitas Yahudi menolak segala upaya mempertahankan negara Israel karena alasan Yahudi tidak aman dan sebagai pembenar tanah yang dijanjikan. Kita kaum Yahudi tidak bebas menjalankan agama Yahudi termasuk kaum Yahudi di Jerusalem.
Acara dilanjutkan kunjungan ke makam syahid Imam Mugniyah, salah satu komandan Hizbullah yang dibunuh secara pengecut oleh Israel di luar area peperangan di Suriah. Delegasi dari berbagai negara diajak mengenang kembali kekejian tentara Israel karena telah melakukan invasi ke Libanon yang mengakibatkan ribuan warga sipil dibantai pada tahun 2006.
Sore hari pupul 15.00 waktu Beirut, delegasi kemudian menuju kedutaan Palestina di Beirut. Ditengah perjalanan, seorang ibu pengungsi Palestina menuturkan bahwa di sebelah kiri bus ini adalah area pemukiman Sabra Satila. Saya masih ingat tahun 1982 ribuan orang pengungsi Palestina dikumpulkan oleh Israel atas perintan Ariel Sharon. Para pengungsi disuruh lari kemudian ditembaki, ribuan menjadi korban kemudian dikumpulkan seperti gunung. Ini adalah salah satu pembersihan etnik Palestina oleh Israel di wilayah Beirut yang didukung oleh Amerika dan PBB. Terlihat juga bekas kantor Yasser Arafat hancur lebur karena bom Israel.
Laporan dari Muhammad Maruf
Tim Konvoi Darat GMJ Indonesia