8,5 Jam Tim Konvoi Darat GMJ Indonesia Tertahan di Kapal

Turki - Selasa (27/03), dini hari pukul 02.00 wib, bus yang mengangkut rombongan Konvoi darat GMJ (Global March to Jerusalem) tiba di kota Pelabuhan Mersin, pelabuhan yang terletak di wilayah pesisir selatan negara Turki. Meski demikian para penumpang masih tertidur lelap dalam bus, kecuali yang bangun untuk mencari toilet setelah menahan buang air kecil semalaman. Seluruh rombongan baru terbangun pada pukul 05.30 saat terdengar adzan subuh dari sebuah masjid terdekat.

 

Sebagian rombongan, termasuk saya, segera mencari arah suara adzan untuk mengikuti shalat berjamaah. Usai shalat subuh, para delegasi segera membersihkan diri walau hanya sekedar menyikat gigi di masjid bernama Haliliye (Resadiye) Camii. Masjid mungil dan cantik ini dibangun pada masa H. Mehmet Pasa Tarafindan pada tahun 1908.

Diperoleh informasi bahwa pemberangkatan menuju Beirut (Libanon) ditunda karena cuaca buruk dan angin kencang, ditambah lagi pengurusan visa masuk Beirut yang belum selesai. Namun satu alasan paling mendasar adalah mewaspadai mata-mata bila perjalanan dilakukan di siang hari.

Untuk sementara, seluruh rombongan sementara menunggu di Cypru Bazaar, sebuah toko di tepi pantai yang masih dalam renovasi untuk menampung bagasi para delegasi.

Pukul 21 waktu lokal, kapal laut yang ditunggu-tunggu mulai kelihatan. Perlahan kapal merapat di dermaga dekat lokasi penampungan bagasi. Seluruh delegasi bersiap, mulai dilakukan pengecekan paspor dan visa masuk Beirut.

Jam 23.30 waktu lokal, Emeraude Express, kapal laut yang ditumpangi seluruh delegasi mulai melaju perlahan menuju arah selatan, membelah ombak laut Mediterania dengan tujuan pelabuhan Beirut di Libanon.

Rabu (28/03) pukul 07.00 pagi waktu lokal, mulai nampak bayangan gedung-gedung bertingkat kota Beirut. Emeraude Express tetap melaju dengan kecepatannya yang konstan hingga akhirnya bersandar di pelabuhan Beirut pada pukul 09.30 waktu Beirut.

Di pelabuhan, para delegasi GMJ dari berbagai negara; India, Indonesia, Filipina, Malaysia, Iran, Turki dll berpikir bisa segera turun dan bergabung dengan delegasi yang lain. Tapi ternyata masih menunggu lama dengan ketidakpastian. Informasi simpang siur; belum bisa keluar dari kapal karena masih terganjal dengan masalah visa masuk Beirut.

Awalnya para delegasi bersikap tenang dengan mengobrol dan bercanda di dalam kapal maupun di dek. Ada juga yang berusaha mengajak ngobrol aparat keamanan yang mondar mandir di luar kapal, walaupun tidak membuahkan hasil. Aparat bersenjata lengkap hanya diam dan memasang muka sangar.

Pukul 12.00, Feroze Mithiborwala, selaku koordinator GMJ India, membawa informasi bahwa tertahannya para delegasi ternyata bukan karena masalah visa belaka, tetapi karena situasi politik Libanon dengan adanya pihak-pihak yang tidak menginginkan delegasi GMJ memasuki Libanon.

Para delegasi mulai emosional, berbondong-bondong naik ke palka/atap kapal sambil meneriakkan yel-yel dan memukul-mukul atap kapal.

Setelah tertahan selama kurang lebih 8,5 jam di kapal, khusus delegasi Indonesia yang berjumlah 28 orang mendapat jaminan visa dari KBRI Libanon sehingga akhirnya mendapat kemudahan untuk keluar dari kapal, dengan syarat yang digaris bawahi: delegasi Indonesia dilarang menuju Lebanon Selatan. Syarat ini bisa menjadi masalah di kemudian hari, karena delegasi Konvoi Darat GMJ Indonesia memutuskan berkampanye di dua front, yaitu front Lebanon selatan dan front Yordania.

Bagi front Yordania, syarat tersebut tidak menjadi masalah karena delegasi Indonesia memasuki Beirut hanya sekedar transit, untuk selanjutnya melanjutkan perjalanan via udara menuju Amman, Yordania pada malam harinya.

Pukul 19.30 waktu lokal, rombongan dari Indonesia menghadiri jamuan makan malam di KBRI yang diterima langsung oleh Duta Besar RI untuk Lebanon, Bpk. Dimas Samodra Rum. Usai makan malam dan shalat, rombongan segera menuju bandara Internasional Rafiq Hariri Beirut, mengejar jadwal pesawat yang akan take off pada pukul 22.15 waktu lokal.

Alhamdulillah, penerbangan selama 45 menit lancar hingga mendarat di bandara Internasional Queen Alia Amman Yordania pada pukul 23.10 waktu setempat.

Di bandara Amman, rombongan GMJ (yang telah bertemu dengan panitia penjemputan) langsung meluncur untuk bergabung dengan Tim GMJ Rute 2 yang sudah lebih dulu tiba di Yordania dan menunggu di penginapan. Sesampainya di penginapan, di daerah Syifa Badran (Belakang Levant Academic School), rombongan Konvoi Darat GMJ bisa beristirahat dengan tenang dan membersihkan badan setelah hampir tiga hari tidak mandi.

Sampai berita ini ditulis, belum diperoleh informasi mengenai nasib delegasi GMJ dari negara lain yang kami tinggal di atas kapal dan nasib delegasi GMJ Indonesia front Libanon.

Naf'an Akhun

GMJ Indonesia dari MER-C