Misi Kemanusiaan Pertama MER-C ke Rakhine State, Myanmar
Konflik berkepanjangan yang terjadi di Myanmar, membuat MER-C bergerak untuk memberikan bantuan bagi para korban. Setelah melalui proses koordinasi dan perizinan yang cukup panjang, Rabu/12 September 2012, MER-C memberangkatkan Tim Medis Pertama ke Myanmar yang terdiri dari 2 dokter spesialis, 2 dokter umum dan 1 tenaga logistic yang bertugas hingga 19 September 2012.
Konflik Myanmar terjadi antara etnis Rakhine dan Rohingya. Kamp pengungsian terbagi menjadi 2 kelompok yaitu kamp pengungsian Rohingya (Muslim) dan kamp pengungsian Rakhine (Budha). Bukan hal yang mudah untuk bisa mengunjungi apalagi memberikan pengobatan di kamp. Namun setelah bernegosiasi dengan Pemerintah dan Militer Myanmar, akhirnya Tim diizinkan untuk memberikan pelayanan kesehatan dan donasi. Bahkan Tim memfasilitasi Pemerintah dan Myanmar Red Cross untuk melakukan pelayanan kesehatan di kedua belah pihak yang bertikai. Oleh karena itu, MER-C menjadi LSM Pertama dari Indonesia yang dapat melakukan tindakan medis (pelayanan kesehatan) di kedua belah pihak.
Misi Kemanusiaan Kedua MER-C ke Rakhine State, Myanmar
Menindaklanjuti misi pertama, pada 16 – 26 Februari 2015, MER-C mengirimkan Tim ke-2 ke Myanmar yang terdiri dari 1 dokter spesialis penyakit dalam, 2 dokter umum, 2 perawat dan 2 tenaga logistik.
Tim MER-C mengunjungi 7 kamp dari 15 kamp yang ada di Sittwe, Rakhine State, yaitu:
Pertama, Kamp That Kay Pin (Kamp Muslim)
Kedua, Kamp Kaung Doke Khar (Kamp Muslim)
Ketiga, Kamp West San Pya (Kamp Muslim)
Keempat, Kamp Say Tha Mar Gyi (Kamp Muslim)
Kelima, Kamp Say Young Su (Kamp Rakhine/Budha)
Keenam, Kamp Sad Yo Kya 1 (Kamp Rakhine/Budha)
Ketujuh, Kamp Sad Yo Kya 2 (Kamp Rakhine/Budha)
Pada misi kemanusiaan ke-2 ini, Tim MER-C menyalurkan bantuan berupa 1 unit ambulans, bantuan obat-obatan dan alat kesehatan yang diterima oleh Dinas Kesehatan Rakhine State, bantuan makanan ke masing-masing kamp, bantuan sprei dan selimut sebanyak 200 paket untuk disebar ke klinik-klinik dan Rumah Sakit, serta 2 unit genset. Genset rencananya akan ditempatkan di sekolah bantuan Pemerintah Indonesia di wilayah Minbya, Rakhine State.
Misi Kemanusiaan Ketiga MER-C ke Rakhine State, Myanmar
Sebagai bagian dari komitmen jangka panjangnya, Selasa (25/8), MER-C Indonesia kembali mengirimkan Tim Relawannya ke Rakhine State, Myanmar. Tim ke-3 MER-C untuk Myanmar berjumlah tiga orang relawan, yaitu dr. Joserizal Jurnalis, SpOT selaku Ketua Tim, Drs. Ichsan Thalib dari Divisi Konstruksi MER-C dan dr. Tonggo Meaty Fransisca relawan yang telah mengikuti dua kali misi kemanusiaan ke wilayah ini.
Keberangkatan tim ke-3 MER-C ke Rakhine State, Myanmar dimungkinkan setelah adanya izin dari MOFA (Ministry of Foreign Affairs) Myanmar yang pengurusannya difasilitasi oleh KBRI Yangon.
Pada misi kali ini Tim melakukan serah terima bantuan satu unit ambulans jenis Toyota Hiace Super Long Body donasi dari rakyat Indonesia yang dibeli sejak Februari 2015. Penyerahan bantuan dipimpin oleh Dubes RI untuk Yangon
Dengan fasilitasi dari KBRI, Tim juga akan melakukan peninjauan lahan untuk rencana lokasi program pembangunan “Indonesia Health Center”.
Program “Indonesia Health Center”
Sebagai sebuah lembaga sosial kemanusiaan, selain menyalurkan bantuan amanah dari masyarakat Indonesia, juga berupaya melakukan Diplomasi Kemanusiaan dan Politik Kemanusiaan dalam rangka untuk mengurangi dampak perang/konflik dan mencegah korban berjatuhan yang lebih banyak. Hal ini sudah dilakukan oleh MER-C sejak terjadinya konflik Ambon.
Kini, untuk Myanmar yang memiliki masalah konflik etnis dan stateless bagi warga muslim (tidak terbatas etnis Rohingya), MER-C juga memberi perhatian khusus pada Myanmar. Berdasarkan hasil kunjungan dan pengamatan langsung di lapangan, MER-C menetapkan wilayah ini sebagai wilayah misi jangka panjangnya melalui program pembangunan “Indonesia Health Center”.
Program ini mendapat respon positif dari pemerintah Myanmar dengan menyediakan sebidang lahan di Mrauk U, Rakhine State.
Lokasi ini diusulkan oleh Pemerintah Myanmar dengan pertimbangannya di Mrauk U terdapat komunitas Budha dan Muslim yang bisa hidup berdampingan, walaupun ada juga internal displacement. Seperti bantuan sekolah yang telah dibangun oleh pemerintah Indonesia di Minbya, MER-C juga berharap IHC di Mrauk U bisa menjadi sarana berbaur masyarakat Budha dan Muslim serta dapat mendorong rekonsiliasi konflik di Myanmar.
Lahan seluas 4.000 meter persegi terletak di antara desa Muslim bernama Site dan desa Budha bernama Nanja. Jum’at/28 Agustus 2016, Tim MER-C telah melakukan proses pembebasan lahan dengan membayar ganti rugi sebesar 1,6 juta kyat atau sekitar 17,6 juta rupiah kepada 3 orang petani penggarap lahan bertempat di kantor Pemerintah Daerah setempat.
Saat ini disain bangunan IHC tengah dirancang oleh Divisi Konstruksi MER-C.
Dukungan dan bantuan untuk pembangunan “Indonesia Health Center” di Rakhine State, Myanmar dapat disalurkan melalui:
Bank Central Asia (BCA), Rek. No. 686.028.0009
Bank Syariah Mandiri (BSM), Rek. No. 700.1306.833
Atas nama Medical Emergency Rescue Committee