MER-C (Medical Emergency Rescue Committee) Indonesia menyesalkan terjadinya penembakan terhadap dr. Sunardi, seorang dokter yang juga aktifis kemanusiaan dan Pendiri Lembaga Hilal Ahmar Society Indonesia (HASI). Dr. Sunardi ditembak mati oleh Tim Detasemen Khusus 88 (Densus 88) atas dugaan terorisme, pada Rabu/9 Maret 2022.

Ketua Presidium MER-C Indonesia, dr. Sarbini Abdul Murad menyayangkan diselenggarakannya pameran foto sejarah Holocaust dan pembukaan Museum Holocaust di Indonesia pada Kamis/27 Januari 2022. Sarbini juga meminta kegiatan tersebut dihentikan dan museum yang berlokasi di Tondano, Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara yang dibangun oleh pengusaha Indonesia berdarah Yahudi, Yaakov Baruch segera ditutup serta aktifitas-aktifitas serupa lainnya dilarang di Indonesia.

Siaran Pers

Kembali MER-C (Medical Emergency Rescue Committee) Indonesia mengirimkan tim untuk membantu pada fase rehabilitasi erupsi Semeru, 14 Januari 2022. Tim terdiri dari tujuh orang relawan, yaitu dr. Yogi Prabowo, SpOT(K), Ir. Faried Thalib, dr. M. Hardian Basuki, SpOT(K), dr. Muhammad Zuhdi, Iis Islamiah, Marissa Noriti, dan Izzati Rozi Zulmi. Turun dengan tim rekonstruksi berkoordinasi dengan Pemda Lumajang untuk memberikan asupan dalam proses relokasi pengungsi dan meninjau tempat rencana relokasi di desa sumber mujur untuk ikut serta dalam pembangunan faskes di lokasi tersebut.

Peristiwa penguasaan wilayah dan pengambil alihan kepemimpinan oleh Taliban di Afghanistan turut menjadi perhatian MER-C. Dr. Sarbini Abdul Murad, selaku Ketua Presidium MER-C memberikan pernyataan pers terkait hal ini dan rencana MER-C ke depan sebagai sebuah organisasi yang mempunyai pengalaman melakukan misi kemanusiaan di Afghanistan pada tahun 2001 dan 2002.

Banyak permasalahan sosial timbul akibat kegagalan dalam melakukan pendekatan kepada masyarakat, sehingga antara masyarakat, pemerintah dan nakes tidak bisa berjalan sinergis bahkan sering bertolak belakang. Sikap dan pandangan mereka tidak sama, ada yang sangat ketakutan, ada yang biasa-biasa saja dan malah ada yang "menantang" Covid-19 itu sendiri. Polarisasi sikap-sikap ini adalah hasil pengelolaan yang sudah keliru sejak awal, sehingga antara nakes, masyarakat dan pemerintah memiliki keyakinan masing-masing.

Dukung Sosial Media Kami

Langganan Info & Berita MER-C